|
UPT Puskesmas Pacet
|
HEMOGLOBIN (
cara sahli)
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
1
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
Hemoglobin
darah diubah menjadi asam hematin dengan penambahan larutan HCl, lalu kadar
asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna
standar.
|
||||||
Tujuan
|
Menetapkan
kadar hemoglobin dalam darah.
|
||||||
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
||||||
Prosedur
|
Persiapan
alat :
1.
Hemoglobinometer (hemometer) sahli terdiri dari :
a.
Gelas berwarna sebagai warna standar.
b.
Tabung hemometer dengan perubahan skala putih 2
sampai dengan 22 skala merah untuk hematokrit.
c.
Pengaduk dari gelas.
d.
Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai
volume 20/ µl.
e.
Pipet Pasteur.
f.
Kertas saring / tissue/kain kasa kering.
2.
Reagen.
a.
Larutan HCl 0,1 N
b.
Aquades.
Pelaksanaan
:
1.
Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N
sampai tanda 2.
2.
Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli
sampai tepat pada tanda 20 µl.
3.
Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung
luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari
dalam pipet berkurang.
4.
Masukkan darah sebananyak 20 µl ini ke dalam
tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa menimbulka gelombang udara.
5.
Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan
menghisap dan mengeluarkan HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali.
6.
Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
7.
Asam hematin yangterjadi diencerkan dengan aquades
setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas sampai
didapt warna yang sama dengan warna standar.
8.
Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus dalam hal
ni adalah permukaan terendah dari larutan.
Pelaporan
:
Dinyatakan
dalam gr/dl
1.
|
||||||
Unit Terkait
|
Laborat
|
||||||
|
UPT Puskesmas Pacet
|
HITUNG
LEOKOSIT
|
|||||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
|||||
|
0
|
1
|
|||||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
|||||
Pengertian
|
Menghitung
jumlah lekosit yang ada dalam volume tertentu.
|
Tujuan
|
Menghitung
lekosit dalam darah.
|
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
Persiapan
alat :
1.
Pipet lekosit.
2.
Kamar hitung.
3.
Mikroskop.
4.
Counter tally (bila ada).
Reagen
1.
Larutan turk
Pelaksanaan
:
1.
Hisaplah darah kapiler / darah EDTA dengan pipet
lekosit sampai tepat pada garis 0,5.
2.
Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung
luar pipet dengan cara menghapus dari pertengahan pipet kebawah dengan kertas
saring/ tissue secara cepat.
3.
Masukkan ujung pipet ke dalam larutan turk sambil menahan
darah pada garis tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45° dan larutan turk
dihisap perlahan-lahan (jangan sampai timbul gelembung udara sampai garis 11)
4.
Angkatlah pipet dari airan dan tutup ujungnya dan
ujung jari lalu lepaskan karet penghisap.
5.
Kocoklah pipet dengan menutup ujung-ujung pipet
dengan ibu jari dan jari tengah selama 2-3 menit.
Bila tidak
akan segera diperiksa, letakkan pipet tersebut dalam posisi horizontal.
6.
Ambilah kamar hitung improved neubauer yang
bersih, letakkan kamar hitung ini di dengan kaca penutup terpasang mendatar
diatasnya.
7.
Kocokklah kembali pipet yang telah diisi tadi,
kemudian buangla cairan ke dalam batang kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan
segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30°C pada permukaan kamar hitung
serta menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi secara
perlahan-lahan dengan sendirinya.
8.
Biarkan kamar hitung berada di atas mikroskop
selama 2 menit agar lekosit mengendap. Bila tidak segera hitung dapat
disimpan dalam petridish tertutup yang berisi kapas basah.
|
Unit Terkait
|
Laborat
|
|
UPT Puskesmas Pacet
|
HITUNG JENIS
LEOKOSIT
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
1
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
Menghitung
jumlah lekosit yang ada dalam volume tertentu.
|
||||||
Tujuan
|
Menghitung
jumlah tiap-tiap jenis lekosit dalam darah.
|
||||||
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
||||||
Prosedur
|
Persiapan
alat :
1.
Mikroskop.
2.
Kaca obyek yang kering bebas debu dan lemak.
3.
Lancet steril.
4.
P;encatat waktu.
5.
Rak pengecatan.
6.
Rak pengering.
7.
Minyak imersi.
8.
Kaca penggeser.
9.
Pisnsil kaca.
Reagen
:
1.
Larutan wright.
2.
Larutan penyanggah dengan pH6,4.
Cara
Pemeriksaan :
1.
Pembuatan sediaan apus darah.
a.
Teteskan satu tetes darah diatas kaca objek ±2cm
dari tepi.
letakkan kaca
tersebut di atas meja dengan darah sebelah kanan.
b.
Dengan kanan tangan diletakkan kaca penggeser di sebelah
kiri tetesan darah.
c.
Gerakkan ke kanan hingga menyentuh tetesan
tersebut.
d.
Biarkan darah menempel dan menyebar rata di
pinggir kaca penggeser.
e.
Segera geserkan kaca tersebut ke kiri dengan sudut
30° - 45°. Jangan menekan kaca penggeser tersebut ke bawah.
f.
Biarkan kesediaan tersebut kering di udara. Lalu
tulislah nama pasien, pada bagian tebal dari sediaan dengan pinsil kaca.
2.
Pewarnaan sediaan apus.
a.
Letakkan sediaan yang akan diwarnai pada rak
pewarna dengan lapisan darah di atas. Kemudian teteskan 20 tetes larutan
wright dan biarkan selama 20 menit.
b.
Lalu teteskan sama banyaknya lsrutsn penyanggah ke
atas sediaan dan biarkan 5 menit.
c.
Siramlah sediaan itu dengan aquades. Mula-mula
perlahan-lahan kemudian keras-keras untuk membersihkan sediaaan dari kotoran.
|
||||||
Unit Terkait
|
Laborat
|
||||||
|
UPT Puskesmas Pacet
|
L E D
|
|||||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
|||||
|
0
|
1
|
|||||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
|||||
Pengertian
|
Laju
Endap Darah
|
Tujuan
|
Untuk
mengetahui banyaknya sel-sel darah yang mengendap dalam waktu tertentu.
|
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
Bahan
:
1.
Darah vena dengan antikoagulen.
Persiapan
alat :
1.
Pipet westergren.
2.
Rak westergren.
Pelaksanan
:
1.
Pipetlah larutan NaCl 0,85% (PZ)
sebanyak 0,25 ml (menggunakan pipet westergren sampai tanda 150)
2.
Pipetlah darah sebanyak 1 ml
(menggunakan pipet westergren sampai tanda nol (0), masukkanlah kedalam
tabung reaksi yang berisi PZ, lalu kocok.
3.
Pipetlah campuran darah tersebut
dengan menggunakan pipet yang sama sampai tanda nol.
4.
Letakkanlah pada`rak westergren
dalm sikap tegak \lurus.
5.
Tunggulah selama 1 jam, baca
nilai L.E.D nya.
|
Unit Terkait
|
Laborat
|
|
UPT Puskesmas Pacet
|
PEMERIKSAAN
GOLONGAN DARAH
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
1
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
Suatu
tindakan pemeriksaan golongan darah
|
Tujuan
|
Untuk
mengetahui golongan darah seseorang
|
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
Persiapan
Alat :
1.
Kaca`obyek.
2.
Lancet.
3.
Kapas alkohol.
Reagen
:
1 set antisera yang berisi :
a.
Serum anti A.
b.
Serum anti B.
c.
Serum anti AB.
d.
Anti Rh faktor.
Cara
pemeriksaan :
1.
Taruhlah pada kaca objek :
a.
1 tetes serum anti A.
b. 1 tetes serum
anti B.
c.
1 tetes serum anti AB
d. 1 tetes anti
Rh factor.
2.
Setetes kecil darah kapiler atau diteteskan pada
serum-serum tersebut diatas. Campur dengan ujung lidi (satu lidi untuk satu
macam campuran).
3.
Goyangkan kaca obyek dengan mmbuat gerakan melingkar
selama 4 menit.
4.
Lihat bagian mana yang ada aglutinasinya
Perhatian !
Bila :
1.
Anti A aglutinasi positif
Anti B
aglutinasi negatif golongan
darah A
Anti AB
aglutinasi positif
2.
Anti A aglutinasi negatif
Anti B
aglutinasi positif golongan
darah B
Anti AB
aglutinasi positif
3.
Anti A aglutinasi positif
Anti B
aglutinasi positif golongan
darah AB
Anti AB
aglutinasi positif
4.
Anti A aglutinasi negatif
Anti B
aglutinasi negatif golongan
darah O
Anti AB
aglutinasi negative
5.
Anti Rh faktor aglutinasi positif Rh+
Anti Rh faktor
aglutinasi negatif Rh-
|
Unit Terkait
|
Laborat
|
|
UPT Puskesmas Pacet
|
B T A
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
1
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
Pemeriksaan
sputum BTA
|
Tujuan
|
Untuk
menemukan adanya bakteri tahan asam dalam dahak penderita.
|
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
Persiapan
Alat :
1.
Kaca obyek yang bersih tidak berminyak dan tidak
bergores.
2.
Lampu spritus.
3.
Pensil kaca.
4.
Rak pewarna.
5.
Rak pengering.
Reagen :
Larutan
Ziehl neelsen.
Cara Pembuatan
:
1.
Kaca obyek diberi nomor kode/nomor pasien/nama
pasien pada sisi kanan kaca`obyek.
2.
Pilih bagian dahak yang kental, warna kuning
kehijauan, ada`perkejuan, ada`pus atau darah. Ambil sedikit bagian teresebut
dengan memakai sengkelit/ose yang sebelumnya dibakar dahulu sampai pijar.
Kemudian didinginkan.
3.
Ratakan diatas kaca obyek dengan ukuran ± 2 – 3
cm. apusan dahak jangan terlampau tebal atau terlampau tipis. Keringkan pada
suhu kamar.
4.
Ose sebelum dibakar dielupkan dulu kedalam botol
yang berisi campuran alkohol 70% dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 dengan
tujuan untuk melepaskan partikel yang melekat pada ose (untuk mencegah
terjadinya perikan atau aerosol pada waktu ose dibakar yang dapat menularkan
kuman tubercoluse).
5.
Kemudian rekatkan/fiksasi dengan cara melakukan di
atas lidah api dengan cepat sebanyak 3 kali selama 3 – 5 detik. Setelah itu
sediaan langsung diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.
6.
Pewarnaan Ziehl Neelsen :
a.
Letakkan sediaan di atas rak pewarna. Kemudian
tuang larutan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan.
b.
Panasi sediaan secara hati-hati idatas api selama
3 menit sampai keluar uap, tetapi jangan sampai mendidih atau kering.
Kemudian api digeser dan sediaan didiamkan selama 5 menit.
c.
Cuci dengan aquadest yang mengalir sampai zat
warna yang bebas terbuang.
d.
Tuang HCl alcohol 3% sampai warna merah dari
fuchsin hilang.
e.
Bilas dengan air mengalir.
f.
Tuangkan larutan Methylen blue 0,1% sampai
menutupi seluruh permukaan dan tunggu 10 – 20 detik.
g.
Bilas dengan air mengalir.
h.
Keringkan di rak pengering (jangan dibawah sinar
matahari langsung).
i.
Baca`pada mikroskop dengan perbesaran 100x.
|
Unit Terkait
|
Laborat
|
|
UPT Puskesmas Pacet
|
WIDAL
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
1
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
Pemeriksaan
untuk mengetahui adanya antibody (uji kualitatif) titor antibody (uji
kuantitatif) terhadap infeksi slmonela typhosa.
|
||
Tujuan
|
Untuk
membantu diagnosa penyakit thypus.
|
||
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
||
Prosedur
|
Persiapan
Alat :
1.
Obyek glass.
2.
Pipet.
3.
Pengaduk.
Prosedur
:
1.
Kualitatif
a)
0,06 ml serum diteteskan pada 4 tempat terpisah
pada obyek glass.
b)
Masing-masing ditetesi dengan antigen salmonella.
c)
Diaduk, digoyang melingkar, dibaca aglutinasi.
2.
Kuantitatif
a)
Dilakukan pengenceran serum.
b)
Tiap pengenceran diteteskan pada obyek glass.
c)
Dari masing-masing pengenceran dilakukan test
seperti pada test kualitatif.
|
||
Interpretasi Hasil :
|
Serum (ml)
0,04
0,02
0,02
0,005
|
Titer antibody
1
: 40
1
: 80
1
: 160
1 : 320
|
|
Unit Terkait
|
Laborat
|
|
UPT Puskesmas Pacet
|
TES KEHAMILAN
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
1
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
Pemeriksaan
untuk mendeteksi adanya hormon human chorionie gonadotropin (HCG) dalam
urine.
|
||||
Tujuan
|
Untuk
membantu diagnose kehamilan dini.
|
||||
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
||||
Prosedur
|
Persiapan
Alat :
1.
Strip tes kehamilan.
Prosedur
:
1.
Strip tes dan urine harus pada suhu (15 – 30°c)
untuk pengujian.
2.
Lepaskan strip tes ke dalam kemasan yang disegel.
3.
Celupkan strip ke dalam urine dengan panah
menunjuk kearah urine. Ambil strip setelah 3 derik lalu letakkan strip
ditempat datar, permukaan bersih, kering dan nonpenyerap (jangan biarkan
tingkat urine melebihi MAX pada garis penanda).
Cara Membaca Hasil Tes :
1.
Negatif, artinya tidak hamil, jika hanya satu
warna yang muncul di zona kontrol.
2.
Positif, artinya sedang hamil, jika terlihat warna
yang berbeda muncul di zona control dan zona uji. Intensitas warna dari tes
mungkin bervariasi karena berbagai tahap kehamilan memiliki konsentrasi yang
berbeda dari hormon hCG.
3.
Invalid, tidak terlihat warna sama sekali, atau
hanya terlihat di zona uji dan tidak di daerah control
|
||||
Unit Terkait
|
Laborat
|
|
UPT Puskesmas Pacet
|
SEDIMEN URINE
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
1
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
|
Tujuan
|
Menemukan
adanya unsur-unsur sedimen organik dan anorganik dalam urine secara
mikroskopik.
|
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
Persiapan
Alat :
2.
Sentifuge.
3.
Mikroskop.
4.
Obyek glass.
5.
Cover glass.
6.
Pipet.
Prosedur
:
1.
Kocok urine dalam botol supayasdimen tercampur
rata.
2.
Masukkan 5 – 10 ml urine ke dalam tabung
sentifuge.
3.
Disentifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000
rpm.
4.
Tuang urine bagian atas hingga tersisa ½ ml urine.
5.
Kocok tabung untuk mencampur sedimen.
6.
Dengan pipet tetes, diteteskan 1 tetes sedimen
pada obyek glass, kemudian ditutup dengan cover glass.
7.
Periksa dibawah mikroskop.
Mula-mula dengan perbedaan obyektif 10x
(lapang pandang keci/LPK) kemudian dengan pembesaran obyektif 40x lapang
pandang besar / LPB)
|
Unit Terkait
|
Laborat
|
|
UPT Puskesmas Pacet
|
PEMERIKSAAN
DAHAK
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
2
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
Pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung untuk diagnosa dalam program penanggulangan
TB.
|
Tujuan
|
Menegakkan
diagnosis dan menetukan klasifikasi / tipe, menilai kemajuan pengobatan,
menentukan tingkat penularan.
|
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
Persiapan
Alat :
1.
Kaca sediaan / obyek glass.
2.
OSG.
3.
Lampu spirtus.
4.
Pinset.
5.
Botol berisi pasir dan alkohol
70%
Prosedur
:
1.
Ambil pot dahak dan kaca sediaan
yang beridentitas dama dengan pot dahak.
2.
Buka pot dengn hati-hati untuk
menghindari terjadinya droplet (percikan dahak).
3.
Buat sediaan hapus dengan oase
(sengkelit) dengan urutan sebagai berikut :
a)
Panaskan oase diatas nyala api
spirtus sampai merah dan biarkan sampai dingin.
b)
Ambil sedikit dahak dari bagian
yang kental dan kuning kehijau-hijauan (purulen) menggunakan oase yang telah
disterilkan diatas.
c)
Oleskan dahak secara merata (janga
terlalu tebal tapi jangan terlalu tipis) pada permukaan kaca sediaan dengan
ukuran 2x3 cm.
d)
Masukkan oase ke dalam botol
(berukuran 300 – 500 cc) yangberisi pasir dan alkohol 70% (setinggi 3-5 cm
diatas pasir), kemudian digoyang-goyangkan untuk melepaskan partikel yang
melekat pada oase / sengkelit.
e)
Setelah itu dekatkan oase
tersebut pada api spirtus sampai kering, kemudian dibakar pada api spirtus
tersebut sampai membara.
f)
Keringkan sediaa diudara terbuka,
jangan terkena sinar matahari langsung atau diatas api, biasanya memerlukan
waktu sekitar 15 – 30 menit, sebelum sediaan hapus tersebut fiksasi.
g)
Gunakan pinset untuk megambil
sediaan yang sudah kering pada sisi berlabel dengan hapusan dahak menghadap
keatas.
h)
Lewatkan di atas lampu spirtus
sebanyak 3 kali (memerlukan waktu sekitar 3 – 5 detik) untuk fiksasi (kalau
terlalu lama dapat merubah bentuk kuman dan membuat sediaan pecah).
|
Unit Terkait
|
Laborat
|
|
UPT Puskesmas Pacet
|
PEEWARNAAN
ZIEHL NEELSEN
|
||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
|
0
|
2
|
||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
01 – 12 – 2016
|
Di Tetapkan
Kepala UPT Puskesmas Pacet
Dr. LANGIT
KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001
|
Pengertian
|
|
Tujuan
|
Untuk
melakukan pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam (BTA) antara lain
mycobacterium tuberculosis, mycobacterium non tuberculosis dan mycobacterium
leprae
|
Kebijakan
|
Dalam
melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
Persiapan
Alat :
1.
Kit reagen Ziehl Neelsen berisi :
a)
Carbol fuctisin 0,3%.
b)
Asam alkohol 3%.
c)
Methylene blue 0,3%
2.
Rak pengecatan.
3.
Corong dengan kertas filter.
4.
Pipet.
5.
Pinset.
6.
Lampu spirtus.
7.
Air mengalir.
8.
Rak pengering.
Prosedur
:
1.
Letakan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke
atas pad arak pewarnaan, beri jarak kurang lebih satu jari antara satu
sediaan dengan sediaan yang lain.
2.
Tuangkan karbol fuchsion 0,3% melalui kertas
saring hingga mengenangi seluruh permukaan sediaan.
3.
Panasi dari bawah menggunakan sulut api setiap
sediaan sampai keluar uap (jangan sampai mendidih).
4.
Diamkan selama 5 menit.
5.
Bilas sediaan dengan hati-hati menggnaka air
mengalir.
6.
Genangi dengan asam alkohol 3%.
7.
Bilas sediaan dengan hati-hati menggunkan air
mengalir.
8.
Ulangi pemberian asam alkohol sampai tidak tampak
warna mera fuchsion.
9.
Genangi sediaan dengan methylene blue 0,3% selama
0-20 detik.
10.
Bilas sediaan dengan hati-hati mengunakan air
mengalir.
11.
Keringkan sediaan pad arak pengering.
12.
Baca sediaan dengan menggunakan mikroskop
binokuler pembesar 1000X
Interpretasi
Hasil :
Positif
: BTA akan terlihat berwarna merah terang dengan latar belakang biru tanpa
ada kotoran dan pewarnaan.
Pembacaan
Hasil :
Pembacaan
hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD
sebagai berikut :
1.
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang,
disebut negative.
2.
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang,
ditulis jumlah kuman yang ditemukan.
3.
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang,
disebut + atau (1+).
4.
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut
+ + atau (2+).
5.
Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang,
disebut + + + atau (3+).
Penulisan
gradasi hasil bacaan penting untuk menunjukkan keparahan penyakit dan tingkat
penularan penderita tersebut.
Catatan :
Bila
ditemukan 1 – 3 BTA dalam 100 lapang pandang,
|
Unit Terkait
|
Laborat
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar