UPT Puskesmas Pacet
|
Menerima
Pasien Baru
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
2
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Mengukur
suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan (thermometer)
|
Tujuan
|
Untuk
mengetahui :
1.
Pengerti dan Pemahaman etika penerimaan pasien
baru
|
Kebijakan
|
Dalam
memberikan pelayanan kepada pasien baru harus berdasarkan S.O.P yang
tersedia.
|
Prosedur
|
1.
Persiapan
alat :
1.1 Buku
Penerimaan Pasien.
1.2 Status
Pasien.
1.3 Kartu
Tunggu.
1.4 Alat
tulis.
1.5 Termometer.
1.6 Tensimeter.
1.7 Tempat
tidur.
1.8 Stetoskop.
2.
Pelaksanaan.
2.1 Petugas
meminta surat tanda pendaftaran.
2.2 Menulis
pada buku penerimaan pasien.
2.3 Memberikan
penjelasan tentang paraturan UPT. Puskesmas Kupang.
2.4 Pasien
dipersilahkan tidur di tempat tidur yang telah disediakan.
2.5 Mengkaji
tentang;
a) Tanda-tanda
vital.
b) Alasan
masuk Puskesmas.
c) Riwayat
kesehatan pasien.
2.6
Melakukan pemeriksaan fisik;
a) Inspeksi.
b) Palpasi.
c) Auskultasi.
d) Perkusi.
2.7
Mengidentifikasi kelainan.
2.8
Merumuskan diagnosa.
2.9
Melakukan pemeriksaan penunjang
diagnosa.
2.10 Melaporkan
hasil pengkajian.
2.11 Melakukan
advis dokter.
2.12 Memesan
kamar pada pasien rawat inap.
2.13 Alat-alat
dibereskan pasien dirapikan.
2.14 Petugas
cuci tangan.
-
|
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Pemasangan
Infus
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
2
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Memasang
infus pada pasien
|
Tujuan
|
Untuk
mengetahui :
1.
Tata cara pemasangan infus pada pasien.
|
Kebijakan
|
Dalam
memberikan pelayanan pemasangan infus pada pasien harus berdasarkan S.O.P
yang tersedia.
|
Prosedur
|
1.
Persiapan
alat :
1)
Infus set steril.
2)
Jarum suntik steril / abocat
disesuaikan dengan ukuran.
3)
Kasa steril.
4)
Kapas alkohol 70%.
5)
Cairan infus yang diperlukan.
6)
Betadin.
7)
Tourniquet.
8)
Korentang steril.
9)
Plester, gunting, verban.
10) Standart
infus.
11) Bidal
/ spalk.
12) Bengkok.
13) Jam
tangan / jam dinding
14) Alat
tulis dan lembar observasi cairan.
2.
Persiapan
penderita :
1) Petugas
memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan
tujuan pemasangan infus.
3) Menyiapkan
posisi penderita.
3.
Penatalaksanaan
1) Alat
didekatkan dengan pasien.
2) Cairan
yang diperlukan digantung pada standart infus dan tersambung dengan infus
set.
3) Pasang
tourniquet.
4) Desinfeksi
tempat yang dilakukan penusukan dengan alkohol kemudian betadin.
5) Pastikan
vena tersebut dapat dipasang infus.
6) Jarum
infus ditusukkan ke dalam vena.
7)
8) Tourniquet
dilepas.
9) Kanula
jarum infus disambung dengan selang infus dan keluarkan cairan infus.
10) Fiksasi
dan tulis tanggal, jam pemasangan dan nama petugas.
11) Atur
tetesan infus sesuai program.
12) Pasang
spalk / bidal bila perlu.
13) Isi
lembar observasi cairan.
14) Bereskan
alat-alat.
|
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Menghitung Tetesan
Infus
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Menghitung
tetesan infus
|
Tujuan
|
Untuk
mengetahui :
· Banyaknya /
jumlah tetesan infus.
|
Kebijakan
|
Menghitng
banyaknya / jumlah tetesan infus dalam 1 menit berdasarkan S.O.P yang
tersedia.
|
Prosedur
|
1.
Persiapan
alat :
1) Jam
yang ada jarum detaknya.
2.
Langkah-langkah
:
1) Menjelaskan
tujuan menghitung tetesan infus.
2) Mengatur
dan melihat posisi jarum infus, apakah tetesn infus lancer atau tidak.
3) Menghitung
banyaknya / jumlah tetesan dalam 1 menit sesuai dengan program dokter dengan
rumus :
Total Waktu Infus
dalam Menit
3.
Sikap
1) Teliti.
2) Sabar.
4.
Penyelesaian
1)
Merapikan alat.
2)
Merapikan pasien.
3)
Pencatatan dan pelaporan.
|
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Vena Sectie
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
2
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Vena
Sectie
|
Prosedur
|
1.
Persiapan
alat :
1)
Meja atau baki dengan pengalas.
2)
Bisturi.
3)
Gunting vena.
4)
Arteri klem.
5)
Nalfoder.
6)
Pinset cirurgis.
7)
Pinset anatomis.
8)
Pinset anatomi kecil.
9)
Bengkok.
10)
Klem duk.
11)
Jarum vena sectie.
12)
Duk lubang.
13)
Spuit dan jarum secukupnya dalam
bak steril.
14)
Kasa steril dan lidi waten dalam
tempatnya.
15)
Lidocain.
16)
Catgout.
17)
Benang zyde.
18)
Abbocat.
19)
Sarung tangan steril pada
tempatnya.
20)
Alcohol.
21)
Betadin.
22)
Infus set.
23)
Cairan infus.
24)
Korentang.
25)
Plester.
26)
Standart infus.
27)
Gunting kasa.
28)
Verban.
29)
Spalk siap pakai.
2.
Persiapan
Pasien :
1) Pasien
dijelaskan tentang prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan.
2) Posisi
pasien diatur senyaman mungkin.
3.
Pelaksanaan
:
1) Alat-alat
didekatkan pada pasien.
2) Cairan
infus disiapkan sesuai dengan persiapan pemasangan infus.
3) Petugas
memakai sarung tangan.
4) Permukaan
kulit yangakan disayat di desinfeksi, mula-mula dengan betadin kemudian
dengan alcohol.
5) Duk
lubang dipasang pada daerah yang akan disayat.
6) Lakukan
anastesi pada daeran yang akan disayat.
7) Lakukan
vena sectie sampai selesai, kemudian infus dipasang.
8) Luka
sayat dijahit bila perlu, kemudian luka ditutup dengan kasa steril dan
diplester, selanjutnya dipasang spalk bila perlu.
9) Pasien
dirapika kembali.
10) Alat-alat
dibereskan, petugas cuci tangan.
Perhatian !
1. Perhatikan
keadaan umum pasien.
2. Perhatikan
teknik dan aseptic.
3. Hindari
tindakan yang membuat pasien lelah.
4. Perhatikan
jumlah tetesan cairan infus.
|
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Pemasangan
Kateter
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
2
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Pemasangan
Kateter
|
Prosedur
|
1.
Persiapan
alat :
1) Pincet
anatomis steril.
2) Sarung
tangan steril.
3) Pengalas.
4) Bengkok.
5) Jelly
K – Y.
6) Aqua
dest / PZ
7) Spuit
5 – 10 cc.
8) Plester.
9) Kapas
savion 3%.
10) Cateter
sesuai ukuran.
11) Urine
bag bila perlu.
12) Cucing.
13) Korentang.
14) Gunting
verban.
15) Kasa
steril.
2.
Pendekatan
dengan Penderita :
1) Petugas
memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan
pemasangan kateter.
3) Menanyakan
penderita untuk dipasangan kateter.
3.
Pelaksanaan
:
1) Persiapan
alat.
2) Mengatur
posisi pasien :
·
Laki-laki : terlentang
·
Wanita : Dorsal
recumbent
3) Memasang
pengalas.
4) Memakai
sarung tangan.
5) Membersihkan
daerah genetalia dengan kapas savion 3%.
6) Menentukan
lokasi.
7) Membasahi
kateter dengan jelly 3 – 5 dari ujung (lubang yang tertutup).
8) Memasukkan
kateter secara pelan, pasien disuruh tarik nafas.
9) Memasukkan
cairan steril pada balon kateter bila kateter sudah mengalir air kencing
(sebagai pengunci).
10) Fiksasi
dengan jenis kelamin :
·
Laki-laki : Ante
abdominal
·
Wanita : Lurus di paha.
11) Membersihkan
alat-alat.
4.
Catatan
:
1) Bila
ada kesulitan pemasangan kateter konsul tim medis.
2) Bila
konsul tim medis tidak ada, diperkenankan untuk melakukan pemsangan kateter
sampai nomor terkecil, sampai melakukan juga tindakan blass pungsi (surat tindakan persetujuan).
3) Pada
penderita dengan indikasi refered causa cidera otak diperkenankan pemsangan
kateter.
4) Pada
pasien rawat jalan dengan indikasi menolak perasi (kasus BPH, striktura
utera), diperkenankan memasang kateter.
|
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Pemberian Sabu
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Prosedur
|
1.
Persiapan
alat :
1)
Alkohol
2)
Betadin.
3)
Duk steril.
4)
Mess lancip.
5)
Sarung tangan.
6)
Desinfektan (PZ).
7)
Tourniquet.
8)
Spuit dan sabu.
9)
Obat anastesi lokal.
10) Kasa
perban.
11) Spalk.
2.
Persiapan
Penderita :
1)
Persiapan alat atas posisi
penderita.
2)
Pasang torniquet
3)
Desinfeksi alkohol, kemudian
betadin.
4)
Anastesi lokal, pasang duk
steril.
5)
Incisi atau cross incisi.
6)
Luka tertutup betadin.atau kasa
PZ.
7)
Penjelasan perawatan dan kontrol
ulang.
8)
Bila perlu MRS.
3.
Dosis
Pemberian Sabu :
Sebelum pemberian
sabu skin tes dulu
1) ½
dosis diberikan di sekitar luka.
2) ½
dosis diberikan im.
3) Jika
perlu dengan ditambah 1 dosis drip.
|
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Mengukur Suhu
Badan
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
3
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Mengukur
suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan (thermometer)
|
Tujuan
|
Untuk
mengetahui :
1.
Suhu badan pasien.
2.
Adanya kelainan pada tubuh.
3.
Membantu menentukan diagnosa.
4.
Perkembangan penyakit.
|
Kebijakan
|
Dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang
tersedia.
|
Prosedur
|
1.
Mengambil suhu
tubuh di ketiak.
1.1 Persiapan :
a.
Thermometer pada tempatnya.
b.
Botol berisi larutan sabun.
c.
Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi
kasa / kapas.
d.
Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa /
kapas.
e.
Potongan tisu pada tempatnya.
f.
Vaselin pada tempatnya.
g.
Catatan suhu.
h.
Handuk kecil.
i.
Bengkok.
j.
Hand schoon.
1.2 Pelaksanaan.
a.
Pasien diberi tahu.
b.
Alat dibawa kedekat pasien.
c.
Petugas cuci tangan memakai sarung tangan.
d.
Ketiak pasien dikeringkan dengan handuk.
e.
Memeriksa air raksa apakah air raksa turun sampai
ke reservoirnya (jika belum turunkan dulu).
f.
Mengempitkan ujung thermometer di tengah-tengah
ketiak.
g.
Menekankan tangan pasien yang ada thermometer pada
dada dengan tangannya memegang bahu sebelahnya. Sedang tangan yang lain
menekan siku, dengan demikian ketiak akan tertutup rapat.
h.
Membaca naiknya air raksa dan dicatat.
i.
Thermometer diletakkan pada bantal tisu kemudian
ke air sabun, ke air bersih, kemudian dilap dengan tisu.
j.
Alat dibereskan.
k.
Petugas cuci tangan.
Yang
perlu diperhatikan !
-
Tidak boleh dilakukan pada bayi.
-
Pasien yang sangat kurus.
-
Pasien yang luka atau kudis di ketiak dan operasi
pada payudara.
-
Pasien harus tenang dan berada di tempat tidur.
2.
Mengambil suhu
di pelepasan.
2.1
Persiapan.
a.
Thermometer pada tempatnya.
b.
Botol berisi larutan sabun.
c.
Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi
kasa / kapas.
d.
Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa /
kapas.
e.
Potongan tisu pada tempatnya.
f.
Vaselin pada tempatnya.
g.
Catatan suhu.
h.
Bengkok.
2.2
Pelaksanaan.
a.
Pasien diberitahu.
b.
Alat didekatkan pada pasien.
c.
Petugas cuci tangan, memakai hand schoon.
d.
Melepaskan pasien yang menutup bokong.
e.
Miringkan pasien.
f.
Menekukkan kaki pasien sebelah atas ke arah lutut.
g.
Mengoleskan vaselin pada ujung thermometer.
h.
Membuka belahan pantat bagian atas dengan tangan
kiri sehingga pelepasan terlihat jelas.
i.
Masukkan thermometer ke dalam pelepasan kira-kira
3cm (batas reservoir air raksa).
j.
Mengangkat thermometer setelah 5 menit.
k.
Dilap dengan tisu ke arah reservoir.
l.
Membaca hasil dan dicatat.
m. Merapikan
pasien, membersihkan thermometer.
n.
Petugas cuci tangan.
Yang
perlu diperhatikan !
-
Pengambilan suhu pelepasan dilakukan pada bayi,
anak-anak dan pasien dalam keadaan parah.
-
Atas instruksi dokter.
-
Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lain.
-
Pengambilan suhu pelepasan tidak boleh dilakukan
pada pasien yang luka pada daerah anus dan pasien yang berpenyakit kelamin.
-
Selama mengukur suhu, pasien harus dijaga untuk
menghindari pecahnya reservoir dan untuk mempertahankan reservoir selama
waktu pengambilan suhu.
3.
Pengambilan
suhu di mulut.
3.1
Persiapan.
a.
Thermometer pada tempatnya.
b.
Botol berisi larutan sabun.
c.
Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi
kasa / kapas.
d.
Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa /
kapas.
e.
Potongan tisu pada tempatnya.
f.
Vaselin pada tempatnya.
g.
Catatan suhu.
h.
Bengkok.
3.2 Pelaksanaan
suhu di mulut dilakukan :
a.
Menurut kebiasaan rumah sakit.
b.
Bila tidak dikerjakan di bagian tubuh yang lain.
c.
Atas instruksi dokter.
3.3 Langkah-langkah
a.
Memberitahu pasien.
b.
Membawa alat ke dekat pasien.
c.
Petugas mencuci tangan.
d.
Meminta pasien membuka mulut.
e.
Meletakkan thermometer di bawah lidah pasien dari
sudut mulut.
f.
Menyuruh pasien menutup bibirnya rapat-rapat dan
bernafas melalui hidung.
g.
Thermometer diangkat setelah 3 menit, dilap dengan
tisu kearah reservoir.
h.
Membaca dan mancatat hasilnya.
i.
Meletakkan thermometer, rapikan tempat semula.
j.
Petugas cuci tangan.
Yang
perlu diperhatikan !
-
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar
/ gelisah.
-
10 menit sebelum pengambilan suhu, pasien tidak
boleh makan dan minum.
-
Selama thermometer di mulut pasien dilarang bicara
karena thermometer bisa pecah dan pecahnya melukai selaput lendir mulut dan
air raksanya bisa tertelan.
|
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Mengukur
Tekanan Darah
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Mengukur
tekanan darah pasien dengan alat pengukur tekanan darah.
|
||||||
Tujuan
|
a.
Untuk mengetahui tekanan darah pasien.
b.
Untuk mendeteksi perubahan pasien.
c.
Untuk menentukan BMR
|
||||||
Kebijakan
|
Dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang
tersedia.
|
||||||
Prosedur
|
1.
Persiapan.
1.1
Persiapan alat :
a.
Tensimeter.
b.
Stetoskop.
c.
Buku Catatan.
1.2
Persiapan pasien :
a.
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
b.
Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
2.
Pelaksanaan :
a.
Lengan baju dibuka atau digulung.
b.
Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan
pipa karetnya berada di sisi luar lengan.
c.
Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu
longgar.
d.
Pompa tensimeter dipasang.
e.
Sekrup balon ditutup, pengunci air raksa dibuka
selanjutnya balon dipompa denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di
dalam pipa gelas naik.
f.
Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, selanjutnya
air raksa turun perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyut pertama.
g.
Skal permukaan air raksa pada waktu terdengar
denyutan pertama disebut tekanan systole (misalnya; 120 mmHg).
Perhatian !
a.
Memasang manset harus tepat diatas permukaan
dinding arteri brachialis.
b.
Menempatkan stetoskop jangan terlalu keras dan
penggunaannya harus betul-betul tepat.
c.
Bila kedua tangan tidak bisa untuk pemasangan
manset, maka ditempatkan pada persendian kaki dan mendengarkan arteri
dorsalis pedis hasil (-) 15%.
d.
Sebelum menutup tensimeter masukkan dulu air raksa
ke dalam resorvoirnya. Manset dan balon disusun pada tempatnya untuk mencegah
pecahnya tabung air raksa.
e.
Pada anak-anak digunakan manset khusus.
f.
Bilamana menggunakan tensimeter elektronik,
penggunaannya sesuaikan petunjuk yang ada`secara tepat dan benar.
|
||||||
Unit Terkait
|
Medis,
perawat
|
||||||
UPT Puskesmas Pacet
|
Menghitung
Denyut Nadi
|
||||||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
|||||
0
|
1
|
||||||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
|||||
Pengertian
|
Menghitung
denyut nadi melalui arteria : radialis, brachialis, temporalis, fernoralis,
frontalis, dorsalis pedis.
|
Tujuan
|
Mengetahui
jumlah denyut nadi dalam 1 menit.
|
Kebijakan
|
Dalam
asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
1.
Menghitung denyut
nadi dengan meraba :
a.
Arteri radialis pada pergelangan tangan.
b.
Arteri brachialis pada siku bagian dalam.
c.
Arteri parotis pada leher.
d.
Arteri temporalis pada kepala.
e.
Arteri femoralis pada lipatan paha.
f.
Arteri dorsalis pedis pada kaki.
g.
Arteri frontalis pada ubun-ubun.
2.
Persiapan.
2.1
Persiapan alat :
a.
Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b.
Buku catatan suhu dan nadi.
2.2
Persiapan pasien :
a.
Pasien diberi penjelasan supaya tenang.
b.
Pada waktu mengukur nadi pasien pada posisi
berbaring atau duduk.
3.
Pelaksanaan.
a.
Dengan mengukur suhu badan pasien.
b.
Pada waktu menghitung denyut nadi, pasien harus
benar-benar istirahat dalam posisi berbaring atau duduk.
c.
Perhitungan dilakukan dengan menempelkan jari
telunjuk dan jari tengah di atas arteri selama setengah menit dan hasilnya dikalikan
dua.
d.
Khusus untuk anak-anak, perhitungan dilakukan
selama 1 menit.
e.
Hasil perhitungan dicatat pada buku catatan suhu
dan nadi.
Perhatian !
a.
Perhatikan isi volume denyut nadi, iramanya
teratur atau tidak dan tekanannya keras atau lemah.
b.
Menghitung denyut nadi tidak boleh dilakukan bila
tangan petugas baru saja memegang gas.
|
Unit Terkait
|
Medis,
perawat.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Menghitung
Pernafasan
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Menghitung
nafas pasien pada`saat pasien mengambil nafas atau mengelarkan nafas.
|
Tujuan
|
Menghitung
pernafasan pasien dalam 1 menit guna mengetahui keadaan umum pasien.
|
Kebijakan
|
Dalam
asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
1.
Persiapan.
a.
Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b.
Buku catatan.
2.
Persiapan
pasien.
a.
Pasien diberitahu tentang yang akan dilakukan.
3.
Pelaksanaan
a.
Perhitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan
pengukuran suhu dan denyu nadi.
b.
Penghitungan dilakukan dalam 1 menit dan hasilnya
dicatat.
c.
Bila ada`kelainan segera laporkan pada yang
bertanggung jawab di ruangan atau yang bersangkutan.
|
Unit Terkait
|
Medis,
perawat.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Memberikan
Kompres Dingin
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Memberikan
rasa nyaman kepada pasien yang mengalami peningkatan suhu tubuh atau nyeri.
|
Tujuan
|
Umum :
a.
Dengan memebrikan suhu dingin, maka pembulh darah
akan menyempit sehingga yang mengalir melalui daerah yang didinginkan itu
akan menurun.
Khusus :
a.
Menurunkan suhu tubuh pasien.
b.
Mengurangi perasaan nyeri yang dialami pasien.
c.
Mencegah perluasan infeksi.
d.
Penghentikan perdarahan.
|
Kebijakan
|
Dalam
asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
|
Prosedur
|
1.
Persiapan.
1.1
Persiapan alat :
a.
Kantong es / waslap.
b.
Butir-butir es pada tempatnya / mangkok berisi air
dingin / air es.
c.
Sarung kantong es.
d.
Perlak kecil dan alasnya.
1.2
Persiapan pasien :
Akan dilakukan
dan pasien diatur sesuai kebutuhan.
2.
Pelaksanaan :
a.
Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan
dikompres.
b.
Eskap diisi butir-butir es secukupnya diberi udara
kemudian ditutup rapat. Sarung kantong es dipasang, waslap dibasahi dengan
air dingin secukupnya dan letakkan ditempat yang akan dikompres.
c.
Dilakukan observasi pada pasien.
d.
Setelah selesai, petugas cuci tangan.
e.
Kompres diganti kalau tidak dingin (jika masih
diperlukan).
f.
Melakukan pencatatan tindakan dan hasil observasi.
d.
|
Unit Terkait
|
Medis,
perawat.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Suntikan
Intramuskuler
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Injeksi
intramuskuler adalah suntikan ke dalam otot
|
Tujuan
|
Sebagai
acuan tindakan suntikan ke dalam otot / intramuskular
|
Kebijakan
|
Dibawah
tanggung jawab dan pengawasan dokter
|
Prosedur
|
Penatalaksanaan
a.
Indikasi
1.
Pada pasien memerlukan suntikan i.m.
2.
Atas perintah dokter.
b.
Persiapan
1.
Disp. Spuit.
2.
Kapas alkohol.
3.
Bengkok.
4.
Aquabidest steril.
5.
Gergaji ampul.
6.
Tempat sampah / bengkok.
7.
Obat yang dibutuhkan.
8.
Bak instrument.
c.
Pelaksanaan
1.
Inform concent.
2.
Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan,
isi spuit sesuai dengan kebutuhan.
3.
Cocokkan nama obat dan nama pasien.
4.
Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien.
5.
Atur posisi dan tentukan tempat yang akan
disuntik.
6.
Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7.
Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik
dengan arah 90 derajat
8.
Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat
jangan dimasukkan.
9.
Obat disemprotkan perlahan-lahan.
10.
Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik
dengan cepat.
11.
Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil
melakukan mamase.
12.
Pasien dirapikan.
Perhatian :
Penyuntikan
harus tepat dan betul. Bila salah akan mengenai saraf
|
Unit Terkait
|
Rawat
Jalan, UGD, Kaber, Polindes, Ponkesdes.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Perawatan Luka
Gangren
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
2
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Merawat
luka terinfeksi :
a.
Luka + serum.
b.
Luka + pus.
c.
Luka + pus + nekrose.
|
Tujuan
|
a.
Mempercepat penyembuhan.
b.
Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang
bersangkutan maupun bagi pasien lain terutama bila luka nekrose dan berbau.
|
Kebijakan
|
Dibawah
tanggung jawab dan pengawasan dokter
|
Prosedur
|
1.
Menyiapkan
alat-alat :
1.1
Alat-alat steril (dalam tempat steril).
a.
Pinset anatomis 1 buah.
b.
Pinset chirurgis 2 buah.
c.
Gunting lurus / bengkok.
d.
Kapas lidi.
e.
Kasa penekan / kapas bulat.
f.
Kasa steril secukupnya.
g.
Mangkok kecil 2 buah.
1.2
Alat-alat tidak steril
a.
Gunting pembalut.
b.
Plester.
c.
Botol berisi alkohol 70% dan bethadine.
d.
Bensin dalam tempatnya.
e.
Obat-obatan desinfektan :perhydrol, savlon, PK.
f.
Pembalut secukupnya.
g.
Bengkok / kantong plastik..
2.
Menyiapkan
pasien.
a.
Memperkenalkan diri.
b.
Menjelaskan tujuannya dilakukan prosedur.
c.
Menjelaskan langkah perasat.
d.
Meminta persetujuan pasien.
e.
Menyiapkan pasien sesuai kebutuhan.
3.
Pelaksanaan.
a.
Menempatkan alat-alat kedekat pasien.
b.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah perasat.
c.
Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan.
d.
Pembalut dibuka dengan pinset dan dibuang pada
tempatnya.
e.
Bekas plester dibersihkan dengan yodi bensin.
f.
Luka dicuci/dibersihkan dengan kapas desinfektan
sesuai advis dokter (perhydrol, savton, PK) sampah bersih, bila perlu
diakukan juga nekrotomi, kemudian bilas dengan bwc/pz).
g.
Kompres luka dengan bwc / bethadine sesuai advis
dokter, kemudian tutup dengan kasa steril lalu dibalut / diplester rapi.
h.
Pasien dirapikan.
i.
Alat-alat dibereskan.
j.
Mengamati respon pasien baik verbal maupun non verbal.
|
Unit Terkait
|
Rawat
Jalan, UGD, Pustu, Perawat Ponkesdes.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Penanganan
Gastroentritis
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Mengetahui
gejala, tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau (rehiran)
|
Tujuan
|
Sebagai
acuan tatalaksana penderita G.E agar petugas menyatakan tanda, gejala tingkat
dehidrasi dan mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.
|
Kebijakan
|
Sikap
petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi serta mampu
mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.
|
Prosedur
|
1.
Gejala yang menonjol dari G.E adalah muntah dan
berak serta berulang, sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.
2.
Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah.
a.
Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2 – 5% BB).
b.
Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5 – 8% BB).
Gambaran klinik : Turgon jelip suara
serak, nadi cepat, nafas cepat, preshok.
c.
Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8 – 10% BB)
Gambaran klinik : syok, apatis,
syonotik, kejang, sampai koma.
3.
Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan
tingkatan dehidrasi.
a.
Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b.
Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi
parenteral dengan infus cairan.
4.
Penderita di MRS kan.
Dalam 3 jam pertama diharapkan
penderita berubah status tingkat dehidrasi menjadi dehidrasi ringan.
|
Unit Terkait
|
Rawat
Inap, Polindes, Ponkesdes.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
PPTB dalam
Gedung Ponkesdes
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Tata
Cara Penjaringan Suspek TB pada Pasien Dewasa.
|
Tujuan
|
Sebagai
acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada pasien dewasa.
|
Kebijakan
|
Sebagai
acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada pasien dewasa.
|
Prosedur
|
1.
Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk
berdahak lebih dari 2 minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang lain,
seperti; demam, BB menurun tanpa sebab yang jelas, keringat malam tanpa
aktivitas, sesak nafas, nyeri dada, batuk darah dan lainnya.
2.
Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes, maka
lakukan rujukan diagnosis dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk atau
Pustu yang ditunjuk oleh Puskesmas Drg.AITA YESSI SILIA .
3.
Rujukan diagnosis TB Paru ditetapkan dengan cara
mendengar keluhan pasien dengan batuk
berdahak lebih dari 2 minggu.
4.
Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi
TB dan untuk memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas.
5.
Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan
diagnosis sementara suspek TB dan meminta untuk pemeriksaan dahak diagnosis
(SPS).
6.
Pasien TB mendapat pengobatan dapat mengambil obat
yang dititipkan Puskesmas di Ponkesdes.
7.
Bila pasien datang, maka cek form TB 02 yang
dibawa pasien, apakah nama dan jadwal pengambilan obat telah sesuai bila pasien
ada ditahap intensif.
8.
Cocokkan TB 02 dan TB 01 pasien.
9.
Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu
bila pasien ada di tahap intensif dan 2 minggu bila pasien berada di tahap
lanjutan.
10.
Mintalah pada pasien untuk meminum satu dosis
untuk hari tersebut didepan petugas.
11.
Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa
pulang dan diminum didepan PMO (Pengawas Menelan Obat).
12.
Isi TB 01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa.
13.
Isi TB 02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat
berikutnya.
14.
Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan
pengobatan.
15.
Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.
|
Unit Terkait
|
Rawat
Jalan, Pustu, Ponkedes.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Mengobati Luka
Tusuk Paku
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
08– 12 – 2012
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Tatacara
Mengobati Luka Tusuk Paku
|
||||||
Tujuan
|
1.
Memberi rasa aman.
2.
Mencegah komplikasi dan infeksi nosekomial.
3.
Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka
tusuk paku.
|
||||||
Kebijakan
|
Perawat
dan alat-alat yang lengkap.
|
||||||
Prosedur
|
1.
Persiapan Alat
Steril
a.
Pinset anatomi.
b.
Pinset chirurge.
c.
Gunting.
d.
Bengkok.
e.
Kom kecil.
f.
Kassa.
g.
Kapas.
h.
Hand scoen.
i.
Spuit
j.
NaCl.
k.
Mess.
2.
Bak / Poley
Berisi Alat Non Steril
a.
Gunting balutan.
b.
Plester.
c.
Verban.
d.
Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine).
e.
Tempat sampah.
f.
Lidokain injeksi sebagai anasthesi.
3.
Pelaksanaan.
a.
Memberitahu pasien dan keluarga.
b.
Perawat cuci tangan.
c.
Mengatur posisi (memakai hand scoen), perawat membersihkan luka.
d.
Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl.
e.
Memberikan Diclor
Ethil atau lidokain.
f.
Membut luka tusuk paku pada luka / cros incise.
g.
Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan
bethadine .
h.
Tutup luka dengan kasa steril.
i.
Mencatat kegiatan dan hasil observasi.
j.
Klien dirapikan, Alat dibereskan dan dibersihkan.
k.
Perawat cuci tangan.
|
||||||
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat.
|
||||||
UPT Puskesmas Pacet
|
Penanganan
Demam Thypoid
|
||||||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
|||||
0
|
1
|
||||||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
|||||
Pengertian
|
Demam
thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi
kuman Salmonella Typhi.
Kriteria
Diagnosis.
1.
Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit
kepala.
2.
Kesadaran menurun.
3.
Lidah kotor, hepatosplenomegali,
dan sebagainya.
4.
Bradikardia
relative.
|
Tujuan
|
Sebagai
Acuan Tatalaksana Penderita Thypoid
|
Kebijakan
|
Dibawah
tanggung jawab dan pengawasan dokter
|
Prosedur
|
Diagnosis
Diferensial
1.
Infeksi karena virus (dengue influenza).
2.
Malaria.
3.
Broncho pneumonia.
Pemeriksaan Penunjang.
1.
Pemeriksaan Lab.
2.
Hb, Leko, Diff, Trombosit, Ht.
3.
Unrine lengkap.
4.
Widal.
Terapi.
1.
Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/ hr atau kotrimoksasol 2x2 tablet diberikan
sampai 7 hari bebas panas atau quinohon.
2.
Pemberian cairan infuse RL / D5%.
Penyulit
1.
Toksis.
2.
Perforasi usus mengakibatkan peritonitis.
3.
Perdarahan dari usus.
Lama Perawatan
Umunya sampai
7 hari bebas panas.
|
Unit Terkait
|
Medis,
Perawat.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Perawatan Luka
Kotor
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
2
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Melakukan
tindakan perawatan; mengganti balutan, membersihkan luka pada luka kotor.
|
Tujuan
|
1.
Mencegah infeksi.
2.
Membantu penyembuhan luka.
|
Kebijakan
|
Dilakukan
pada luka kotor.
|
Prosedur
|
PERSIAPAN ALAT :
1.
Bak Instrumen
yang berisi :
a.
Pinset anatomi.
b.
Pinset chirurgis.
c.
Gunting debridemand.
d.
Kasa steril.
e.
Kom.
2.
Peralatan Lain
terdiri dari :
a.
Sarung tangan.
b.
Gunting plester.
c.
Plester / perekat.
d.
Alkohol 70% / Wash bensin.
e.
Desinfektan.
f.
NaCl 0,9%.
g.
Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan.
h.
Verband.
i.
Obat luka sesuai kebutuhan.
3.
Tahap
Prainteraksi.
a.
Melakukan verifikasi program terapi.
b.
Mencuci tangan.
c.
Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4.
Tahap
Orientasi
a.
Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
b.
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga / pasien.
c.
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
5.
Tahap Kerja
a.
Menjaga privacy.
b.
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat
terlihat jelas.
c.
Membuka peralatan.
d.
Memakai sarung tangan.
e.
Membasahi plester dengan alcohol/ wash bensin dan
buka dengan pinset.
f.
Membuka balutan lapis luar.
g.
Membersihkan sekitar luka dan bekas plester.
h.
Membuka balutan lapis dalam.
i.
Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk
mengeluarkan pus.
j.
Melakukan debridement.
k.
Membersihkan luka dengan cairan NaCl.
l.
Melalukan kompres desinfektan dan tutup dengan
kasa.
m.
Memasang plester atau verband.
n.
Merapikan pasien.
6.
Tahap
Terminasi
a.
Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b.
Berpamitan dengan klien.
c.
Membereskan alat-alat.
d.
Mencuci tangan.
e.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
|
Unit Terkait
|
Rawat
Jalan, UGD, Ponkesdes.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Penanganan
Diare Akut
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
1
|
|||
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Kriteria
Diagnosis.
Mencret,
ubun-ubun cekung, mulut / bibir kering, turgor menurun, nadi cepat, mata
cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri.
|
Tujuan
|
Sebagai
acuan tentang penatalaksanaan tentang diare akut
|
Kebijakan
|
Dibawah
tanggung jawab UGD dan Rawat Jalan.
|
Prosedur
|
1.
Diagnosis Diferensial
· Mencret
psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota virus, Can pilo
bacter).
2.
Pemeriksaan Penunjang
· Pemeriksaan
rutin tinja
3.
Perawatan
· Rawat inap
bila terdapat dehidrasi berat / sedang.
4.
Terapi
· Rehidrasi oral
/ prenteral, antibiotic atas indikasi , diit.
5.
Infromet
Concent
(tertulis).
· Diperlukan
pada tindakan invasive.
6.
Lama Perawatan.
· 3 sampai 5
hari.
7.
Masa Pemulihan.
· 2 sampai 3
minggu.
8.
Out Put
· Sembuh total
9.
Terapi
· Dehidrasi
ringan : (BB s/d 5%).
-
Oralit.
-
Diit sesuai dengan umur.
-
Susu – pengeceran (1T = 40 – 50cc).
-
Susu rendah lakstosa / bebesa laktosa.
-
Antibiotic : atas indikasi.
· Dehidrasi
sedang : (BB s/d 10%).
-
Infus RL
· Dehidrasi
berat : (BB s/d 15%).
-
Infus RL: 1 – 2 jam 120cc/ kgBB.
-
Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam.
f.
|
Unit Terkait
|
Rawat
Inap, Pustu, Ponkesdes.
|
UPT Puskesmas Pacet
|
Penatalaksanaan
Jenazah
HIV / Aids
|
|||
No Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
||
0
|
2
|
|||
STANDART
OPERASIONAL PROSEDUR
|
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
|
Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
Drg.AITA YESSI
SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
|
Pengertian
|
Jenazah adalah seseorang yang
meninggal karena penyakit HIV / AIDS
|
Tujuan
|
1. Upaya pencegahan
standar atau pencegahan dasar pada semua kondisi
2. Mencegah penularan
secara kontak pada petugas atau masyarakat umum
|
Kebijakan
|
1.
Semua
kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedic.
2.
Peralatan
dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan strilisasi
ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat penanganan
jenazah.
3.
Prosedur
disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas mulai
saat memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati yang akan
dipimpin oleh petugas setempat.
4.
Kewaspadaan
dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV AIDS dan FLU
burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit-penyakit lain yang
berbahaya.
|
Prosedur
|
1.
Persiapan alat
:
§ Sarung tangan.
§ Pelindung muka (masker dan kaca mata).
§ Gaun/jubah/apron.
§ Pelindung kaki.
2.
Persiapan
Pasien :
a.
Pasien diberitahu.
b.
Mengatur posisi pasien.
c.
Memberitahu cara`bernafas selama pemasangan
tampon.
d.
Nier beken dipasang di bawah dagu.
3.
Pelaksanaan :
1. Petugas melakukan
cuci tangan dengan menggunakan antiseptik bisa pilih salah satu antiseptik
dan dilanjutkan dengan mencuci tangan kembali dengan air mengalir
selama 2-5 Menit
2. Semua
Petugas memakai alat pelindung semua alat harus dipakai pada saat menangani
jenazah untuk mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh jenazah.
3. Petugas yang
sudahberpakain lengkap mengangkat jenazah ke meja untuk dimandikan.
4. Setelah selesasi
dimandikan jenazah disiram dengan larutan kaporit, tunggu 5 – 10 menit dan
bilas ulang dengan air sampai kering dengan dosis kaporit
dengan konsentrasi 35 % : 14 dr kaporit dalam 1 liter air, kaporit
dengan konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan
konsentrasi 70 % :7,1 % gr kaporit dalam 1 liter air.
5. Setelah jenazah
kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus kain kafan yang harus dilakukan
oleh petugas yang berpakaian lengkap.
6. Setelah dikafani
pasien dibungkus dengan plastic.
7. Setelah
petugas selesai mengkafani petugas menyerahkan ke modin setempat untuk
disholatkan.
8. Modin memimpin
pelaksanaan sholat jenazah sesuai pelaksanaan sholat jenazah.
9. Selesai
sholat, Selanjutnya jenazah diangkat oleh petugas ke keranda mayat
untuk dibawa ke pamakaman.
10. Pada saat sampai
petugas menyerahkan kepada modin untuk melakukan ritual sesuai adat
setempat, dan apabila lubang kuburan sudah siap maka selanjutnya pelaksanaan
penguburan dapat dilaksanakan.
11. Penguburan
dilakukan oleh petugas sampai jenazah berada di tanah untuk selanjutnya
sesuai penguburan di daerah setempat.
|
Unit Terkait
|
Medis,
perawat
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar