STANDART OPERASIONAL PROSEDUR SOP UGD

 
 







UPT PUSKESMAS PACET
KABUPATEN MOJOKERTO

Judul SOP    : Pemasangan Infus

No. Dokumen:

No. Revisi      :

Tgl. Berlaku   :

Halaman        :

Kepala UPT Puskesmas Pacet
Kabupaten Mojokerto





Dr. LANGIT KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001


1.    Nama Pekerjaan

Pemasangan Infus

2.    Tujuan

1.1       Sebagai acuan untuk memberikan  kebutuhan atau pengobatan melalui infuse
1.2       Sebagai cara untuk memasukan cairan
3.    Ruang Lingkup
2.1        Ruang Persalinan
2.2        Ruang UGD
2.3        Ruang BP

4.    Ketrampilan Petugas
4.1       Dokter.
4.2       Perawat terampil.
4.3       Bidan terampil

5.    Alat dan Bahan
5.1   Infus set
5.2   Abocath sesuai dengan kebutuhan
5.3   Tourniquet
5.4   Safety Box
5.5   Kapas alcohol
5.6   Standar infuse
5.7   Plester
5.8   Cairan antiseptic (Bethadine)
5.9   Kasa steril
5.10 Sarung tangan steril.
5.11 Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan 10%, Ringer Lactat RL dll

6.    Instruksi Kerja
6.1       Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan medis  ( untuk perawat ) di ruang tindakan dan pelayanan 24 jam.
6.2       Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan.
6.3       Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk menandatanganinya untuk RB.
6.4       Siapkan alat dan bahan
6.5       Cuci tangan
6.6       Pakai sarung tangan.
6.7       Tentukan daerah vena yang akan digunakan.
6.8       Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada.
6.9       Pasang torniquet.
6.10    Disinfeksi daerah penusukan.
6.11    Tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45O lubang jarum menghadap ke atas dan setelah tampak darah pada pangkal abocath masukan kanule perlahan lahan dan secara bersamaan jarum dikeluarkan  dengan cara mendorongnya sambil tangan yang lain menahan kanule tepat ditempatnya.
6.12    Lepas torniquet.
6.13    Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule abocath dengan membalut  kain kasa steril.
6.14    Sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai indikasi atau sesuai instruksi dokter.
6.15    Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl.
6.16    Rapihkan alat-alat.
6.17    Lepas sarung tangan dan buang dalam sampah infeksius.
6.18    Cuci tangan petugas
6.19    Catat pada buku status dan buku register.

7.    Dokumen Terkait
7.1    Buku atau kartu status pasien.
7.2    Buku register Unit Pelayanan Umum
7.4    Lembaran  resep
7.5    Formulir Persetujuan Tindakan Medis



 
 







UPT PUSKESMAS PACET
KABUPATEN MOJOKERTO

Judul SOP      : Syok Anafilatik

No. Dokumen :

No. Revisi      :

Tgl. Berlaku   :

Halaman        :

Kepala UPT Puskesmas Pacet
Kabupaten Mojokerto





Dr. LANGIT KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001


1.    Nama Pekerjaan
Syok Anafilaktik

2.    Tujuan
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan syok anafilaktik di Puskesmas.

3.    Ruang Lingkup
Semua pasien yang mengalami syok anafilaktik di semua unit pelayanan yang melakukan tindakan medis yaitu :
3.1      Unit Pelayanan Keluarga Berencana
3.2      Unit Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
3.3      Unit Pelayanan Imunisasi
3.4      Unit Pelayanan Gigi
3.5      Ruang Tindakan

4.    Ketrampilan Petugas
Semua tenaga medis dan paramedis terampil

5.    Alat dan Bahan
5.1    Tabung Oksigen
5.2    Tensimeter
5.3    Ambulance (Jika di rujuk)
5.4    Adrenalin ampul
5.5    Dexamethason Vial
5.6    Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml

6.    Instruksi Kerja
6.1      Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
6.2      Berikan ADRENALIN inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara Intra Muskular pada lengan atas.
6.3      Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit, umumnya diperlukan 1-4 kali pemberian.
6.4      Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan (untuk mencegah penyebaran), tornikuet dikendurkan tiap 10 menit
6.5      Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler agar berjalan baik
6.6      Pemberian cairan bila diperlukan
6.7      Bila perlu Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena.
6.8      Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB, dapat diulang tiap 4 – 6 jam
6.9      Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasilisas Kesehatan yang lebih lengkap.

7.    Dokumen Terkait
7.1        Buku Status Pasien
7.2        Protap syok anfilaktik.
7.3        Buku register unit pelayanan terkait
7.4        Buku daftar rujukan pasien





 
 







UPT PUSKESMAS PACET
KABUPATEN MOJOKERTO

Judul SO :  Pengambilan Corpus Alienum di Telinga dan Hidung
No. Dokumen :

No. Revisi      :

Tgl. Berlaku   :

Halaman        :

Kepala UPT Puskesmas Pacet
Kabupaten Mojokerto





Dr. LANGIT KRESNA JANITRA
Penata Muda Tk. I
NIP. 19870428 201412 1 001


1.    Definisi
Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau binatang yang masuk kedalam telinga dan hidung

2.    Tujuan
2.1.        Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
2.2.        Mengembalikan fungsi indera

3.    Prosedur Persiapan Alat :
3.1.        Steril
3.1.1.   Bak instrument
a.        Spuit irigasi 50 cc
b.        Pinset anatomis
c.        Pinset chirrugis
d.        Arteri klem
3.1.2.   THT set
3.1.3.   Kassa dan depres dalam tromol
3.1.4.   Handschone / gloves steril
3.1.5.   Neerbeken (bengkok)
3.1.6.   Lampu kepala
3.1.7.   Kom kecil/ sedang
3.1.8.   Tetes telinga
3.1.9.   Cairan pencuci luka dan disinfektan (Cairan NS)
3.2.        Non Steril
3.2.1.   Schort / gown
3.2.2.   Perlak + alas perlak / underpad
3.2.3.   Handschone / gloves bersih
3.2.4.   Sketsel / tirai
3.2.5.   Neerbeken / bengkok

4.    Penatalaksaan Corpus Alienum Pada Telinga Dan Hidung
4.1.        Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien menandatangani Informed concern
4.2.        Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
4.3.        Perawat memeriksa lokasi corpus alienum di telinga baik dengan langsung atau memakai lampu kepala
4.4.        Perawat menentukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis benda yang masuk ke telingga / hidung antara lain :
4.4.1.   Benda Padat
Biji-bijian dan Benda kotak
a.      Perawat memakai alat sonde telinga / hidung (ukuran sonde sesuai dengan ukuran biji di dalam)
b.      Perawat memasukan sonde ke dalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut
c.      Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian
d.      Bila biji-bijian belum keluar, dilakukan pengulangan mulai dari awal

4.4.2.   Binatang
Lintah
a.      Perawat memasukan sonde ke dalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar lintah tersebut
b.      Setelah sonde masuk kedalam telinga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi lintah, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan lintah
c.      Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran lintah di dalam)
d.      Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar